KOMPAS.com - Penerima Nobel Perdamaian 2022 telah diumumkan pada Jumat (7/10/2022). Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan Nobel Perdamaian kepada satu individu dan dua organisasi.
Penghargaan Nobel Perdamaian kategori individu diberikan kepada pegiat hak asasi manusia (HAM) asal Belarusia, Ales Bialiatski. Namun, Bialiatski tidak bisa hadir saat acara penganugerahan di Norwegia.
Pria yang vokal dalam menyuarakan penegakan HAM maupun demokrasi itu masih mendekam di penjara.
Baca juga: Aktivis HAM Belarusia Ales Bialiatski Menerima Nobel Perdamaian 2022, Ini Profilnya
Ia ditangkap oleh pemerintah Belarusia pada 2020 karena terlibat dalam demo besar-besaran menentang kemenangan Presiden Aleksandr Lukashenko pada pemilu yang dianggap tidak jujur.
Bialiatski bukan satu-satunya aktivis yang pernah menerima Nobel Perdamaian ketika berada dalam penjara. Tercatat ada tiga aktivis lain yang pernah menerima Nobel saat ditahan atau di penjara.
Mereka adalah Carl von Ossietzky dari Jerman pada tahun 1936, Daw Aung San Suu Kyi dari Myanmar pada tahun 1991 dan Liu Xiaobo dari China pada 2010.
Bagaimana sepak terjang ketiganya sehingga harus mendekam dipenjara, padahal mereka dipandang sebagai sosok yang berkontribusi dalam menyuarakan perdamaian?
Jurnalis dan sosialis Carl von Ossietzky adalah salah satu kritikus terkemuka mengenai perkembangan politik di Jerman pada tahun-tahun peperangan.
Pada 1927 ia menulis artikel yang mengungkapkan bahwa pihak berwenang Jerman diam-diam terlibat dalam persenjataan yang bertentangan dengan Perjanjian Versailles.
Baca juga: Fridtjof Nansen, Penjelajah Penerima Nobel Perdamaian dari Norwegia
Karena tulisannya itu ia didakwa berkhianat dan dipenjara pada November 1931 sampai Desember 1932.
Setelah perebutan kekuasaan oleh Nazi pada tahun 1933 ia ditangkap lagi dan dikirim ke kamp konsentrasi.
Dilansir dari Nobelprize,org, karena keberaniannya mengungkap pemimpin angkatan perang Jerman yang melanggar Perjanjian Versailles, ia dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian pada bulan Desember 1936.
Ossietzky diberikan penghargaan itu ketika ia masih menjadi tahanan sehingga tidak bisa menerimanya secara langsung.
Aldof Hitler, sebagai pemimpin di Jerman pun bereaksi terhadap berita Penghargaan Nobel Perdamaian Ossietzky dengan marah, dan melarang semua orang Jerman menerima Hadiah Nobel.
Pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian dari Myanmar, Aung San Suu Kyi adalah putri dari pemimpin gerakan pembebasan legendaris Aung San.