Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Suporter Meninggal Usai Ditendang TNI Saat Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 05/10/2022, 18:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Video anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menendang seorang suporter Arema FC beredar di media sosial.

Warganet menyayangkan tindakan represif aparat saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Setelah video itu viral, muncul narasi yang menyebutkan bahwa suporter yang ditendang itu meninggal dunia.

Salah satu akun Facebook mengunggah foto suporter Arema yang meninggal dan diklaim sebagai suporter yang ditendang TNI. 

Namun setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar, foto suporter yang meninggal itu bukan orang yang ditendang oleh tentara dalam video yang beredar.

Narasi yang beredar

Narasi tentang suporter Arema yang ditendang TNI telah meninggal dibagikan oleh akun Facebook ini.

Akun tersebut mengunggah gambar suporter Arema yang meninggal dan disandingkan dengan tangkapan layar anggota TNI yang sedang menendang suporter.

Dalam keterangannya akun Facebook itu menuliskan keterangan berikut :

Suporter yg ditendang dari belakang oleh tentara akhirnya meninggal dunia.
#RIP

Penelusuran Kompas.com

Video anggota TNI menendang suporter Arema dapat dilihat di YouTube Harian Kompas ini.

Dalam video tersebut, suporter yang ditendang mengenakan kaus hitam berlengan pendek. Setelah ditendang suporter tersebut pun masih bisa berdiri.

Sementara, foto suporter Arema yang meninggal dan dibagikan di Facebook mengenakan kaus hitam berlengan panjang.

Kemudian, rekan korban juga memastikan suporter Arema itu masih hidup. Konfirmasi tersebut diunggah di Twitter berupa tangkapan layar percakapan.

Unggahan ini dapat dilihat di sini dan sini. Dalam keterangannya, suporter Arema yang ditendang TNI itu bernama Roi dan dalam keadaan sehat.

Dilansir Kompas.com,  Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji akan mengusut tuntas tindakan berlebihan oleh anggota TNI terhadap suporter saat tragedi Kanjuruhan.

“Yang terlihat viral kemarin, itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau misalnya, bukan. Itu termasuk, bagi saya masuk ke tindak pidana. Karena orang lagi, mungkin juga tidak berhadapan dengan prajurit itu, tapi (suporter) diserang,” ungkap Andika.

Andika mengimbau masyarakat yang merekam tindakan prajurit dalam tragedi Kanjuruhan untuk mengirimkan video kepada dirinya atau ke Pusat Penerangan (Puspen) TNI untuk ditindaklanjuti.

“Apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami, siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa menjadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum kami,” tutur dia.

Kesimpulan

Narasi suporter Arema yang ditendang TNI telah meninggal tidak benar atau hoaks. Foto suporter meninggal yang diunggah, tidak identik dengan suporter Arema yang ditendang oleh anggota TNI. Diketahui, nama suporter yang ditendang oleh anggota TNI bernama Roi dan tidak meningal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com