Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Lukas Enembe Telah Dijemput Paksa Polri dan KPK

Kompas.com - 03/10/2022, 17:57 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe menjadi perhatian publik. Selain karena kabar soal bermain judi di luar negeri, sampai saat ini Enembe belum kunjung memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Enembe pun terancam dijemput paksa karena tidak kunjung datang ke Jakarta dan memenuhi panggilan KPK. Namun, baru-baru ini di media sosial muncul narasi bahwa Polri dan KPK sudah menjemput paksa Lukas Enembe. Setelah ditelusuri ternyata narasi tersebut keliru.

Narasi yang beredar

Narasi yang menyebutkan bahwa bahwa Lukas Enembe telah dijemput paksa oleh Polri dan KPK dibagikan oleh akun Facebook ini.

Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 9 menit 17 detik. Dalam thumbnail video terdapat gambar Lukas Enembe yang menggunakan rompi tersangka KPK berwarna oranye.

Akun yang mengunggah video tersebut pun menuliskan keterangan berikut :

LUC4S ENEMBE TAK BERKUT1K POLRI & KPK AKHIRNYA JADI BEGINI

Penelusuran Kompas.com

Sampai saat ini Enembe belum memenuhi panggilan KPK. Sementara Enembe telah ditetapkan oleh KPK menjadi tersangka kasus dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanjda Daerah (APBD) Papua serta dugaan gratifikasi sebesar Rp 1 miliar.

Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, penyidik telah mengirimkan surat panggilan kepada Lukas Enembe pada 7 September 2022 dan 12 September 2022. Namun ia tidak memenuhi panggilan itu.

Kemudian pada 26 September lalu, lagi-lagi Enembe tidak hadir memenuhi panggilan KPK.

Ali Fikri mengatakan, KPK berhak melakukan pemanggilan paksa jika Enembe kembali mangkir dari panggilan pemeriksaan yang kedua. Dasar hukumnya adalah Pasal 112 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Di dalam pasal tersebut disebutkan bahwa, orang yang dipanggil wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang penyidik memanggil sekali lagi, dengan perintah kepada petugas untuk membawa kepadanya.

Kendati begitu, sampai saat ini KPK belum melakukan penjemputan paksa kepada Enembe yang saat ini berada di kediaman pribadinya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Diberitakan Kompas.compada Jumat (30/09/2022) lalu, Lukas mengungkapkan bahwa kondisinya belum membaik. Ia juga menyatakan belum dapat berbicara banyak. "Saya masih perawatan, belum bisa banyak bicara," kata Enembe di kediaman pribadinya.

Sementara itu, ratusan orang masih menjaga kediaman pribadi Lukas Enembe. Mayoritas massa merupakan masyarakat pegunungan yang kebanyakan adalah kerabat dari Enembe.

Elvis Tabuni, Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, yang juga berada di kediaman Lukas Enembe, mendesak agar KPK tidak menjemput paksa Lukas Enembe. Elvis juga meminta KPK bisa memberikan izin kepada Lukas Enembe untuk mendatangkan atau mendatangi dokter pilihannya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Perlihatkan Pohon Terbakar, Bukan Tentara Israel Bakar Masjid Al Aqsa

INFOGRAFIK: Video Perlihatkan Pohon Terbakar, Bukan Tentara Israel Bakar Masjid Al Aqsa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Anak-anak Bermain di Pantai Gaza Pascaserangan Iran ke Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Anak-anak Bermain di Pantai Gaza Pascaserangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto dengan Narasi Keliru soal Eksodus Warga Israel karena Serangan Iran

INFOGRAFIK: Foto dengan Narasi Keliru soal Eksodus Warga Israel karena Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[HOAKS] Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Terjadi pada 2019

[KLARIFIKASI] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Terjadi pada 2019

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bill Gates Melepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[HOAKS] Bill Gates Melepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video WN China Tembakkan Senjata Api di Hadapan Sejumlah Orang di Sumut

[HOAKS] Video WN China Tembakkan Senjata Api di Hadapan Sejumlah Orang di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menara Eiffel Disorot Lampu Berwarna Bendera Israel pada 2023

[KLARIFIKASI] Menara Eiffel Disorot Lampu Berwarna Bendera Israel pada 2023

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pesawat Jatuh di Perairan Nagekeo NTT pada 22 April

[HOAKS] Pesawat Jatuh di Perairan Nagekeo NTT pada 22 April

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks! Foto Truk Pengangkut Senjata Iran Melintasi Perbatasan Suriah

INFOGRAFIK: Hoaks! Foto Truk Pengangkut Senjata Iran Melintasi Perbatasan Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Tol Bocimi Ambles karena Bencana Alam?

CEK FAKTA: Benarkah Tol Bocimi Ambles karena Bencana Alam?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Keramaian di Bandara Israel Terjadi 2022, Bukan karena Eksodus Usai Serangan Iran

INFOGRAFIK: Foto Keramaian di Bandara Israel Terjadi 2022, Bukan karena Eksodus Usai Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video Jokowi Mengancam Rakyat

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video Jokowi Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gedung Terbakar di Israel akibat Serangan Iran

[HOAKS] Video Gedung Terbakar di Israel akibat Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com