KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar mitos, bahwa mendengar lagu "Gloomy Sunday" selama lebih dari sekian kali maka akan membuat orang yang mendengarnya bunuh diri?
Lagu ini memang dikaitkan dengan maraknya kejadian bunuh diri di Hungaria. Versi lagu yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris pun dituding sebagai pemicu bunuh diri di berbagai negara.
Lantas, bagaimanakah faktanya?
"Gloomy Sunday" dibuat oleh dua warga Hongaria pada 1933. Rezso Seress yang membuat musiknya dan Laszlo Javor yang membuat liriknya.
Rezso lahir pada 3 November 1889 dari keluarga miskin keturunan Yahudi.
Dilansir dari Daily News Hungary, awalnya Rezso melantunkan nada "Gloomy Sunday" melalui siulan. Kemudian, dia meminta seorang lulusan akademi musik untuk membantunya menuliskan apa yang dia siulkan.
Dia memberinya judul "The World is Ending" sebagai bentuk keputusasaan yang disebabkan oleh Perang Dunia I. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Laszlo Javor yang membantu menulis ulang liriknya.
Judul lagu itu berubah menjadi "Gloomy Sunday" yang menceritakan soal keinginan bunuh diri karena kekasih yang meninggal.
Awalnya lagu ini tak begitu mendapat perhatian. Hingga pada 1936, lagu ini dikait-kaitkan dengan banyak kasus bunuh diri di Hongaria.
Lagu itu menjadi sangat populer, dan dirilis dalam bahasa Inggris pada 1936 dengan lirik yang direvisi oleh Ray M Lewis.
Snopes pada 12 Januari 2010 menuliskan, ada belasan kasus bunuh diri yang dikaitkan dengan lagu "Gloomy Sunday" di Hongaria.
Hal ini karena ditemukan lirik "Gloomy Sunday" pada catatan kematian, lembaran musik, hingga lagu yang sedang diputar di gramofon ketika orang-orang itu ditemukan meninggal bunuh diri.
Namun, rumor dan laporan media menjadi dibesar-besarkan. Secara historis, Hongaria memiliki tingkat bunuh diri tinggi yakni 45,9 per 100.000 orang pada 1984.
Tingginya angka bunuh diri ini karena kemiskinan dan depresi besar sekitar tahun 1930-an akibat perang.
Ketika satu lagu tertentu secara kebetulan dikaitkan dengan jumlah bunuh diri yang cukup untuk menarik perhatian, orang-orang mulai mengklaim bahwa itu sebagai penyebab kematian.