KOMPAS.com - Pandemi Flu Spanyol yang terjadi mulai 1918 menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia atau setara sepertiga populasi manusia di bumi saat itu.
Pandemi itu juga mengakhiri Perang Dunia I (1914-1918). Namun, korban jiwa pandemi telah melebihi jumlah korban meninggal dari Perang Dunia I.
Bahkan, pencatatan korban pandemi ini sangat buruk sampai tidak bisa dipastikan, total korban meninggal yang kemudian muncul beberapa versi: 20 juta, 50 juta, sampai 100 juta.
Mereka yang terinfeksi merasakan gejala kedinginan, demam dan kelelahan, dan bisa sembuh setelah beberapa hari.
Meskipun tingkat kematian dilaporkan rendah, flu ini tetap dianggap sebagai penyakit mematikan dan memakan korban di seluruh dunia.
Baca juga: Sejarah Flu Spanyol, Pandemi Paling Mematikan pada Abad ke-20
Dilansir dari History.com, berikut fakta-fakta Pandemi Flu Spanyol:
Meskipun menggunakan nama Spanyol, pandemi ini dipastikan bukan berasal dari negara tersebut. Bahkan tak diketahui secara pasti tempat awal jenis flu mematikan itu muncul.
Secara teori tempat kemunculan awalnya, mungkin dari Perancis, China, Inggris, atau Amerika Serikat (AS).
Di AS, kasus pertama dilaporkan pada 11 Maret 1918 di Camp Fuston do Fort Riley, Negara Bagian Kansas.
Teori yang mengatakan Flu Spanyol berasal dari AS menjelaskan, perkiraan flu ini mungkin menyebar di kamp-kamp militer dan menyebar ke seluruh wilayah hingga ke luar negeri.
Ditambah lagi, pada Maret 1918, sebanyak 84.000 tentara AS dikirim menyeberang Samudera Atlantik ke Perang Dunia I, dan bulan berikutnya menyusul 118.000n orang.
Baca juga: Wabah Flu Spanyol, Wabah Terparah di Dunia Tapi Bukan dari Spanyol
Di bawah ancaman virus mematikan, warga Kota Philadelphia, AS, menggelar Pawai Liberty Loan. Pawai itu kemudian menyebabkan wabah semakin masif.
Philadelphia kemudian menjadi kota yang paling terserang virus, di mana ribuan orang terinfeksi setelah acara pawai untuk mempromosikan peran obligasi pemerintah itu.
Hal itu semakin menguatkan teori bahwa flu ini berasal dari AS, menyebar di dalam negeri pada semester pertama 1918, kemudian dibawa tentara ke luar negeri di Perang Dunia I.
Pandemi ini tidak hanya memperparah dampak perang, namun juga melumpuhkan aktivitas dermaga, dan membuat pekerja-pekerja di sektor lain libur untuk perawatan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.