KOMPAS.com - Inggris menjadi salah satu negara yang memegang peran penting dalam Perang Dunia II yang berlangsung sejak 1939-1945.
Saat Eropa mulai diinvasi Nazi Jerman, yang dimulai dari Polandia, Inggris menjawabnya dengan mengumumkan deklarasi perang terhadap pasukan Adolf Hitler itu.
Posisi Inggris yang berada di luar daratan Eropa menjadi salah satu penyebab Nazi Jerman tidak bisa melancarkan serangan darat ke negara yang saat itu dipimpin Raja George VI.
Akan tetapi, bukan berarti Inggris aman dari serangan Jerman. Dengan memanfaatkan angkatan udaranya, Luftwaffe, Jerman membombardir Inggris dengan serangan udara.
Berbagai bom Jerman menyasar sejumlah kota di Inggris. London tak luput dari sasaran serangan. Bahkan, Istana Buckingham juga pernah mendapat serangan bom.
Pada 8 September 1940 misalnya, bom 50 kilogram menghantam Istana Buckingham yang saat itu masih ditempati Raja George VI, Ratu Elizabeth Bowes-Lyon, serta anak-anak mereka, termasuk Elizabeth yang kelak menjadi ratu.
Serangan itu menghancurkan sejumlah bangunan di Istana Buckingham. Namun, Raja George VI tetap bertahan dan enggan meninggalkan kediamannya.
Raja George VI menolak diungsikan, dan memilih tetap bertahan bersama rakyat Inggris menghadapi serangan bom Jerman.
Sikap Raja George VI ini menimbulkan simpati dan dukungan rakyat Inggris. Apalagi, raja juga diketahui berupaya melawan gagapnya agar dapat lancar berpidato saat deklarasi perang melawan Jerman setahun sebelum serangan bom itu.
Seperti apa kisah ketika Jerman mengebom Istana Buckingham? Simak dalam infografik di bawah ini: