KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial Facebook yang mengeklaim minyak bumi sebagai sumber daya alam paling awet.
Narasi itu menyebutkan, minyak bumi dapat beregenerasi sangat cepat, melebihi kecepatan minyak bumi ditambang.
Namun, para pakar mengatakan bahwa klaim tersebut keliru. Sebab minyak bumi membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk.
Klaim bahwa minyak bumi adalah sumber daya alam paling awet dibagikan di Facebook oleh akun ini pada 8 Juli 2022.
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
PADA TAHUN 1892 DI KONVENSI JENEWA J.D. ROCKEFELLER MEMBAYAR ILMUWAN UNTUK MENGATAKAN BAHWA BAHAN BAKAR FOSIL MINYAK ADALAH SUMBER DAYA LANGKA.
KEBENARANNYA MINYAK ADALAH CAIRAN PALING PREVALEN KE-2 DI BUMI SETELAH AIR DAN BERREGENERASI DI DALAM BUMI LEBIH CEPAT DARIPADA YANG DAPAT DITAMBANG.
Nama J.D. Rockefeller dalam narasi itu mengacu pada mendiang raja minyak Amerika Serikat, John D Rockefeller.
Dilansir dari AFP, bahan bakar fosil secara alami terbentuk di kerak bumi dari tumbuhan dan hewan yang membusuk, sebuah proses yang biasanya memakan waktu jutaan tahun.
Hal itu membuatnya dikenal sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Bahan bakar fosil yang umum termasuk minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Chris Elders, profesor di Sekolah Ilmu Bumi dan Planet Universitas Curtin, Perth, Australia mengatakan, tingkat manusia saat ini mengekstraksi minyak jauh lebih cepat daripada proses pembentukannya.
"Jika kita memulai dari awal hari ini dan meregenerasi semua minyak dan gas yang telah kita gunakan, akan membutuhkan beberapa juta tahun untuk mencapai hasil itu," kata Elders.
Elders juga mengatakan, seiring waktu sebagian besar ladang minyak menjadi habis.
"Tekanan di ladang minyak turun, dan jumlah minyak yang diproduksi berkurang," ujar dia.
"Ladang minyak ditinggalkan. Ini bukti yang sangat jelas bahwa minyak tidak diregenerasi secepat diproduksi," tuturnya.