KOMPAS.com - Perang Korea adalah konflik fisik bersenjata pertama di masa Perang Dingin (1947–1991) antara blok Barat dan Timur, setelah Perang Dunia II (1939-1945).
Perang ini bermula dari serangan 75.000 orang Tentara Rakyat Korea Utara (Korut) yang berideologi komunis ke Korea Selatan (Korsel) pada 25 Juni 1950.
Saat itu, Korea Utara mendapatkan dukungan dari Uni Soviet dan blok Timur yang berambisi menyebarkan ideologi komunisme ke banyak negara di dunia.
Amerika Serikat (AS) kemudian mendapatkan resolusi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membantu Korsel menghadapi agresi militer Korut.
Hadirnya angkatan tentara darat, laut dan utara AS dalam perang berhasil mendorong mundur pasukan korut ke arah perbatasan Korut - China.
Baca juga: Mulainya Perang Saudara yang Memecah Korea, hingga Keterlibatan AS-Uni Soviet...
Negeri Tirai Bambu pun merespon dengan mengirim ratusan ribu tentara mendukung Korut selama November dan Desember 1951.
Intensitas peperangan selanjutnya berkurang, namun terus berlangsung.
Jauh di seberang Samudera Pasifik, pada 1952 Amerika Serikat menyelenggarakan pemilihan presiden antara inkamben Harry S Truman dan penantang dari Partai Republik AS, Dwight D Eisenhower.
Eisenhower mengkritik langkah Truman yang tidak efektif menyelesaikan Perang Korea secara cepat. Menurut dia, perlu langkah baru untuk mempercepat penyelesaian konflik.
Eisenhower yang akhirnya menjadi presiden secara terbuka mengisyaratkan penggunaan senjata nuklir. Hal ini memberikan tekanan keamanan pada China, dan mendorong Korsel mengurangi persyaratan untuk mempercepat upaya pendamaian.
Baca juga: 22 Juli 1987: Negosiasi Alot AS-Uni Soviet Capai Kesepakatan Pengendalian Senjata Nuklir