KOMPAS.com - Generator karbon dioksida (CO2) yang dimanfaatkan untuk rumah kaca dinarasikan dengan konsep yang keliru.
Penggunaan suplementasi CO2 dimaksudkan untuk menambahkan CO2 ke rumah kaca, kemudian meningkatkan fotosintesis dan mendorong pertumbuhan tanaman.
Kendati demikian, praktik ini bukanlah bukti bahwa peningkatan kadar CO2 di atmosfer Bumi merupakan hal yang tidak berbahaya bagi lingkungan hidup.
Pengguna media sosial menyebarkan tangkapan layar artikel ini, yang diunggah pada 22 Juni 2013.
Penulis mengatakan bahwa CO2 tidak berbahaya untuk planet dan menyoroti sebuah iklan generator CO2, yang digunakan di rumah kaca untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
"Jika karbon dioksida sangat buruk bagi planet ini, mengapa petani rumah kaca membeli generator CO2 untuk menggandakan pertumbuhan tanaman?" tulis judul artikel dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Tangkapan layar itu disebarkan oleh akun Twitter ini, ini, dan ini.
Petani rumah kaca memang menggunakan generator CO2 untuk tanaman, dengan meningkatnya konsentrasi CO2 yang dimaksudkan untuk meningkatan fotosintesis. Metode ini dikenal sebagai efek pemupukan karbon.
Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa peningkatan kadar CO2 secara terus-menerus di atmosfer bumi secara keseluruhan sehat untuk planet ini.
Kevin Griffin, Profesor di Departemen Ekologi, Evolusi, dan Biologi Lingkungan di Universitas Columbia, berpendapat bahwa tidak bijaksana untuk mengekstrapolasi penggunaan generator CO2 di rumah kaca menjadi CO2 di alam.
"Mungkin tanggapan yang paling penting di sini adalah untuk menguraikan efek langsung CO2 pada fotosintesis dari efek CO2 pada iklim, dan kemudian efek tidak langsung iklim pada pertumbuhan tanaman," kata Griffin dikutip dari Reuters, Selasa (19/7/2022).
Dia menjelaskan bahwa selain meningkatkan fotosintesis, CO2 juga berkontribusi pada peningkatan suhu iklim untuk tanaman tertentu yang disimpan di rumah kaca untuk musim tertentu pula.
Kendati demikian, metode ini bermasalah apabila diterapkan ke keseluruhan planet Bumi.
Sementara, Trevor F Keenan, ilmuwan di Divisi Ilmu Iklim dan Ekosistem di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley menambahkan, bahwa saran yang dibuat dalam artikel itu menyesatkan.
"Ini hanya berfokus pada satu efek CO2 (peningkatan produktivitas tanaman), sementara mengabaikan efek utama lainnya (pemanasan Bumi), yang menyebabkan banyak masalah bagi kehidupan di planet ini, termasuk tekanan panas dan dampak kekeringan pada produktivitas tanaman," ujar Keenan.