Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Reuters: Pandemi Berpengaruh pada Menurunnya Minat Baca Berita

Kompas.com - 20/06/2022, 14:28 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi membuat orang-orang lebih selektif dan mengurangi intensitas membaca berita demi keseimbangan mental mereka.

Survei Reuters menyimpulkan, tahun ini minat berita berita lebih rendah di sebagian besar negara.

Reuters Insititute bekerja sama dengan Universitas Oxford melakukan survei mengenai pola konsumsi berita dan pasar digital secara global dalam Digital News Report 2022.

Survei daring yang dilakukan pada akhir Januari hingga awal Februari 2022 ini melibatkan sekitar 93.000 responden di 46 negara.

Baca juga: Survei Reuters: 68 Persen Masyarakat Indonesia Mengakses Berita dari Medsos

Minat baca berita di beberapa negara

Di beberapa negara, seperti Argentina, Brasil, Spanyol, dan Inggris, penurunan minat baca telah berlangsung selama beberapa waktu, sementara di Amerika Serikat (AS) polanya sedikit berbeda.

Di AS, kurang dari setengah sampel Reuters atau sekitar 47 persen mengatakan bahwa mereka sangat atau sangat tertarik pada berita.

Angka ini cukup rendah jika dibandingkan dengan survei pada 2015 dengan menunjukkan minat 67 persen.

Adapun sebanyak 54 persen masyarakat Brasil menghindari berita dengan intensitas kadang-kadang atau sering. Sementara, di Inggris angkanya ada pada 46 persen sejak 2017.

Sementara, perilaku penghindaran berita karena selektif juga terjadi di negara-negara Eropa Utara seperti Jerman yakni 29 persen, Denmark dan Finlandia dengan 20 persen, serta di negara Asia seperti Jepang 14 persen.

Baca juga: Survei: Semakin Banyak Orang Hindari Berita Penting

Dampak pandemi

Penghindar berita karena perilaku selektif menyimpan berbagai alasan, salah satunya karena pandemi Covid-19.

Berita seputar Covid-19 membanjiri berbagai media karena perhatian dunia sedang terfokus pada pandemi tersebut. Namun, ternyata sebagian besar orang menghindari pengulangan berita dengan topik tersebut.

Sebanyak 43 persen responden survei Reuters mengatakan bahwa mereka merasa terganggu oleh pengulangan berita, terutama seputar politik dan Covid-19.

Sementara, sebanyak 29 responden sering merasa lelah dengan berita. Sedangkan 29 persen lainnya mengatakan mereka menghindari berita karena mereka pikir itu tidak dapat dipercaya.

Sekitar sepertiga atau 36 persen, terutama usia di bawah 35 tahun, mengatakan bahwa berita tersebut menurunkan mood mereka.

Yang lain, sebanyak 17 persen mengatakan berita itu mengarahkan pada argumen yang mereka hindari, 16 persen mengatakan berita memengaruhi mereka pada perasaan tidak berdaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Putri Raja Yordania Jatuhkan Drone Iran

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Putri Raja Yordania Jatuhkan Drone Iran

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konten dengan Narasi Keliru soal Kepanikan Warga Israel akibat Serangan Iran

[VIDEO] Konten dengan Narasi Keliru soal Kepanikan Warga Israel akibat Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Warga Israel Melarikan Diri di Bandara Ben Gurion Pascaserangan Iran

[HOAKS] Video Warga Israel Melarikan Diri di Bandara Ben Gurion Pascaserangan Iran

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Drone Tersangkut Kabel Tak Terkait Serangan Iran ke Israel

[VIDEO] Drone Tersangkut Kabel Tak Terkait Serangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Rudal Iran Hantam Pangkalan Militer Nevatim, Bukan Bandara Ben Gurion

[KLARIFIKASI] Video Rudal Iran Hantam Pangkalan Militer Nevatim, Bukan Bandara Ben Gurion

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Penumpang di Bandara Ben Gurion pada 2022, Bukan Eksodus akibat Serangan Iran

[KLARIFIKASI] Foto Penumpang di Bandara Ben Gurion pada 2022, Bukan Eksodus akibat Serangan Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pohon Terbakar Dekat Masjid Al-Aqsa pada 2021

[KLARIFIKASI] Video Pohon Terbakar Dekat Masjid Al-Aqsa pada 2021

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Truk Pembawa Senjata Iran Melintasi Perbatasan Suriah

[HOAKS] Foto Truk Pembawa Senjata Iran Melintasi Perbatasan Suriah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Konten Tebak Angka Berhadiah Mobil

[VIDEO] Hoaks! Konten Tebak Angka Berhadiah Mobil

Hoaks atau Fakta
Beragam Video dengan Narasi Keliru Terkait Serangan Iran ke Israel

Beragam Video dengan Narasi Keliru Terkait Serangan Iran ke Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Rusia Dukung Iran jika AS Terlibat

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Rusia Dukung Iran jika AS Terlibat

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks soal Penandatanganan Bukti Pelunasan Utang Indonesia ke China

[VIDEO] Beredar Hoaks soal Penandatanganan Bukti Pelunasan Utang Indonesia ke China

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Warga Israel Berlindung Saat Melihat Roket

[KLARIFIKASI] Video Lama Warga Israel Berlindung Saat Melihat Roket

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Penyitaan Kapal oleh Iran di Selat Hormuz

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Penyitaan Kapal oleh Iran di Selat Hormuz

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Tidak Benar McDonald's Pasang Poster Ucapan Selamat kepada IDF

[VIDEO] Tidak Benar McDonald's Pasang Poster Ucapan Selamat kepada IDF

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com