Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Konservasi Candi Borobudur, Hanya Biksu yang Boleh ke Stupa Saat Ibadah

Kompas.com - 08/06/2022, 13:22 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana kenaikan tiket bagi pengunjung yang naik ke struktur dan stupa Candi Borobudur masih terus dikaji pihak yang terkait.

Meski demikian, Balai Konservasi Borobudur (BKB) memastikan akan tetap melayani umat Buddha yang beribadah di Candi Borobudur.

Meski selama ini berstatus sebagai benda cagar budaya yang dilindungi oleh Badan PBB UNESCO, namun Candi Borobudur tetap merupakan tempat ibadah aktif bagi umat Buddha.

"Kami hanya memfasilitasi naik Pintu Kenari, kemudian kalau ingin ke struktur sampai ke stupa kami batasi hanya pimpinan agama atau biksunya. Tapi kalau umat umum tidak. Jadi memang terbatas," ujar Kepala BKB, Wiwit Kasiyati kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Pembatasan bagi yang naik ke struktur dan stupa candi pun masih akan dilakukan pembatasan, maksimal 1.200 orang.

Baca juga: Jika Naik ke Borobudur Rp 750.000, Ini Perbandingan Harga dengan Ikon Wisata Dunia

Saat berlangsungnya momen seperti Waisak hanya pemimpin agama atau perwakilan biksu saja yang bisa naik ke struktur dan stupa candi.

Sedangkan untuk umat secara umum berada di pelataran Candi Borobudur seperti momen Waisak 2566 BE pada awal bulan Mei 2022 lalu.

Pihak BKB pun tidak bisa memberikan keterangan apakah nantinya akan ditarik biaya tiket atau tidak bagi umat Buddha yang beribadah di Candi Borobudur.

Sebab, masalah tiket berada di kewenangan PT Taman Wisata Candi (TWC).

"Kalau masalah harga bukan kewenangan kami. Jadi kalau ada kegiatan agama mereka (umat Buddha) bersurat ke kami izin atau pemberitahuan. Kalau kami si tidak melihat dari aspek uang ya," kata Wiwit.

"Selama ini kami memfasilitasi kegiatan agama Buddha. Baik yang kemarin Waisak maupun yang sebulan dua kali itu kami tidak pernah tahu membayar atau tidak," kata dia.

Baca juga: Tak Hanya Rencana Harga Rp 750.000, Akan Ada Ketentuan untuk Naik ke Candi Borobudur

Sampai saat ini pihak PT TWC pun masih belum memberikan keterangan terkait rincian tiket Rp 750.000 bagi pengunjung yang akan naik ke struktur dan stupa candi.

Dalam rilisnya, PT TWC hanya menjelaskan terkait harga tiket naik ke struktur dan stupa candi.

"Kalau melihatnya itu sih terlalu tinggi. Saya hanya melihat angka total, karena TWC selama ini tidak pernah mengurai Rp 750.000 ribu itu terdiri dari apa saja," kata Wiwit.

Rencana naiknya harga tiket naik ke struktur dan stupa Candi Borobudur pun memunculkan respon dari salah satu tokoh agama Buddha di Kabupaten Magelang Biksu Sri Pannyavaro Mahathera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com