KOMPAS.com - Hari ini, Jumat (22/4/20222), merupakan peringatan Hari Bumi atau Earth Day. Hari Bumi 2022 mengusung tema "Invest in Our Planet", yang merupakan seruan untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari investasi di masa depan.
Hari Bumi bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kesadaran terhadap planet yang ditinggali oleh manusia dan mahluk hidup lainnya.
Sebagai ruang hidup terpenting bagi manusia, tahukah Anda berapa usia Bumi?
Dilansir dari National Geographic, Bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun, dengan rentang kesalahan (plus dan minus) hingga 50 juta tahun.
Salah satu yang dilakukan para ilmuan untuk menentukan usia Bumi adalah dengan menghitung berdasarkan temuan batu tertua.
Baca juga: Kisah Ilmuwan Yunani Menghitung Keliling Bumi
Batu-batu tertua di Bumi pun dihitung menggunakan metode ini:
Tercatat bahwa batuan tertua di Bumi yang ditemukan hingga saat ini adalah Acasta Gneiss berusia 4,03 miliar tahun. Batu ini ditemukan di barat Kanada dekat Danau Great Slave.
Mereka juga terus mencari data bebatuan tertua di belahan Bumi lain. Batuan yang berusia lebih dari 3,5 miliar tahun dapat ditemukan hampir di semua benua.
Di Greenland ditemukan batuan Supracrustal Isua yang diperkirakan berusia 3,7 hingga 3,8 miliar tahun.
Sedangkan di Swaziland ditemukan batuan berusia 3,4 miliar hingga 3,5 miliar tahun.
Sementara, di Australia, para ilmuwan menemukan mineral berusia sekitar 4,3 miliar tahun.
Diperkirakan benda-benda di tata surya mungkin terbentuk pada rentang waktu yang sama, sehingga para ilmuwan pun menganalisis batuan Bulan yang dikumpulkan selama pendaratan, bahkan memperkirakan usia meteorit yang telah mendarat di Bumi.
Batuan Bulan dan meteorit tertua yang mereka temukan berumur antara 4,4 dan 4,5 miliar tahun.