Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Sudah Hampir 2 Tahun, Kenapa Hoaks Covid-19 Masih Bermunculan?

Kompas.com - 14/01/2022, 09:09 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak kasus pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Upaya edukasi mengenai Covid-19; terkait penyebabnya, bahayanya, dan cara pencegahannya tidak putus dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun tokoh masyarakat.

Akan tetapi, upaya untuk memberikan pemahaman yang tepat mengenai penyakit baru ini ternyata terbentur dengan banjir informasi menyesatkan di media sosial.

Hoaks-hoaks terkait Covid-19 terus bermunculan, dan bahkan selalu menyesuaikan dengan perkembangan terkini penanganan pandemi, termasuk soal vaksinasi.

Infodemik, atau penyebaran informasi keliru secara masif, menjadi salah satu faktor penghambat yang menyebabkan pandemi tak kunjung usai.

Baca juga: Kominfo: Hoaks Seputar Covid-19 Mengancam Keselamatan Jiwa Masyarakat

Tidak ada penyaring

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi, mengatakan, perbedaan platform media sosial dengan media konvensional merupakan salah satu faktor yang mendorong hoaks terus bermunculan.

"Perbedaannya adalah bahwa konten di media sosial dapat disampaikan antara pengguna tanpa proses gatekeeping dengan penyaringan pihak ketiga, pemeriksaan fakta, atau penilaian editorial," kata Fajar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/1/2022).

Menurut Fajar, kesimpulan itu berdasarkan temuan Allcott dan Gentzkow (2017) yang dipublikasikan dalam artikel berjudul "Social Media and Fake News in the 2016 Election".

Artikel tersebut membedah peran media sosial dalam merebaknya berita palsu atau hoaks pada masa pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Fajar mengatakan, ketiadaan proses penyaringan pada media sosial membuat hoaks lebih mudah dibuat dan disebarkan di platform tersebut, ketimbang melalui media massa arus utama.

Baca juga: Penipuan Berkedok Penghasilan Tetap dari Aset Kripto, Pahami Modusnya

Tidak lepas dari politik

Fajar menjelaskan, penelitian yang dilakukan sebelum pandemi itu menunjukkan bahwa hoaks digunakan oleh aktor politik untuk kepentingan politik dengan tujuan memengaruhi pemilih.

"Ini yang sebenarnya juga terjadi di masa pandemi ini. Pertarungan yang terjadi antara pemerintah dan oposisi terjadi terbawa dalam penyebaran hoaks yang terjadi di media sosial," ujar Fajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com