Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksinasi adalah Genosida dan Menyebabkan Kemandulan

Kompas.com - 06/01/2022, 15:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Hoaks seputar vaksinasi kembali bermunculan. Kali ini beredar narasi yang menyebutkan vaksinasi merupakan pembunuhan massal atau genosida yang teratur dan terencana.

Meski tidak menyebutkan jenis vaksin yang dimaksud, narasi itu menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan perempuan menjadi mandul.

Padahal, informasi yang tersebar di media sosial Facebook itu adalah hoaks.

Narasi tentang bahaya vaksin marak beredar seiring berkembangnya teori konspirasi tentang Covid-19.

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katherine O'Brien mengatakan, tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan.

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebut vaksinasi adalah genosida dan menyebabkan kemandulan, disebarkan oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini.

Terdapat beberapa poin yang disampaikan oleh akun-akun tersebut:

1. Vaksinasi adalah genosida

Pengunggah menyerukan untuk menghentikan program vaksinasi di Indoonesia. Dia menyebut, vaksinasi adalah pembunuhan massal yang teratur dan terencana.

"VAKSINASI menurut informasi dari *koran SOVEREIGN INDEPENDENT tahun 2011* merupakan program *GENOCIDE (pembunuhan Massal secara teratur dan terencana)," tulis akun itu.

2. Vaksin menyebabkan kemandulan

Narasi di media sosial tersebut juga menyebut bahwa vaksin berbahaya bagi anak-anak karena menyebabkan kemandulan.

"Menurut para ahli kesehatan dunia,* *VAKSINASI* sangat membahayakan, terurama bagi anak-anak usia Sekolah se-tingkat SD, SMP, & SMA. Apalagi bagi *anak perempuan bisa menyebabkan MANDUL.* Untuk itu, kami anjurkan kepada para Wali Murid untuk menonaktifkan anak-anaknya mengikuti program belajar mengajar di Sekolah hingga diberhentikan Program Vaksinasi. Belajar study kelompok bisa di rumah masing-masing dengan memanggil guru," tulisnya.

3. Vaksinasi mengakibatkan cacat hingga kematian

"Menurut Laporan Utama Majalah TEMPO Edisi 27 September - 3 Oktober 2021 dan Media-Media Sosial lainnya,* telah ada puluhan ribu korban *VAKSINASI*. Di antaranya, mereka banyak yang sakit ringan, berat, cacat seumur hidup dan meninggal dunia. Bahkan akhir-akhir ini banyak siswa SD meninggal dunia dan menjadi korban Pemaksaan Vaksinasi di beberapa Daerah. Ada yang terekpose dan ada yang tidak," tulis akun tersebut.

Tangkapan layar hoaks di sebuah akun Facebook, yang menyebut bahwa vaksinasi adalah bentuk genosida dan menyebabkan mandul.
Akun Facebook Tangkapan layar hoaks di sebuah akun Facebook, yang menyebut bahwa vaksinasi adalah bentuk genosida dan menyebabkan mandul.

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak benar bahwa vaksinasi adalah genosida dan menyebabkan kemandulan.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

INFOGRAFIK: Hoaks, Sampul Majalah Forbes dengan Foto Ayatollah Ali Khamenei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

[HOAKS] Video Unjuk Rasa Warga Papua Terkait Pencurian Suara pada Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

[HOAKS] Sri Mulyani Jelaskan soal Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Mengenang Vladimir Komarov, Orang Pertama yang Tewas dalam Misi Luar Angkasa

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

[HOAKS] Video Gempa di Majene Sulawesi Barat

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

[KLARIFIKASI] Foto Ini Tidak Terkait Serangan Irak ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

CEK FAKTA: Sekjen PDI-P Sebut Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Bisa Terjadi Lagi di Pilkada

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com