KOMPAS.com - Greysia Polii bertekad membantu Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk mengembangkan olahraga bulu tangkis.
Mantan pebulu tangkis Indonesia, Yuni Kartika, sempat menyinggung bahwa bulu tangkis bisa saja dicoret dari Olimpiade.
Hal itu dapat terjadi apabila olahraga tepok bulu itu tidak berkembang ke banyak negara.
"Bulu tangkis akan mati di Olimpiade jika olahraganya tidak berkembang ke negara lain. Jadi kalau tiap tahun negaranya itu-itu aja, kita bisa dicoret dari Olimpiade," kata Yuni saat ditemui usai Audisi PB Djarum, 6 Juli 2023.
Baca juga: Update Ranking BWF Jelang Korea Open 2023: Jonatan Christie Naik, Fajar/Rian Terancam di Puncak
Greysia Polii mengamini hal tersebut. Sebagai Ketua Komite Atlet BWF, ia pun ingin membantu federasi untuk semakin mengembangkan olahraga bulu tangkis.
Pernyataan itu disampaikan Greysia Polii setelah mengisi acara Juara Bicara dalam rangkaian Santini Jebreetmedia Awards 2023 di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
"Makanya ini yang selalu dikerjakan seluruh dunia termasuk BWF sebagai induk bulu tangkis internasional. Bulu tangkis itu harus seperti ekosistem yang baik," kata Greysia.
"Ada perputaran di situ bukan hanya industrinya saja, tapi pemain atau negaranya itu bisa juara bergantian. Itu yang akan membuat semakin menarik, kan?" ujarnya.
"BWF berupaya supaya bulu tangkis selalu ada di Olimpiade. Persaingan olahraga di Olimpiade sangat ketat," tuturnya.
Baca juga: [POPULER BOLA] Adu Argumen Axelsen-BWF | Luis Milla Tinggalkan Persib
"Jadi, tanggapan saya, karena saya ada di dalamnya, saya ingin bekerja bagaimana bulu tangkis bisa bertahan. Jadi, bukan kerjaan 1-2 orang, tapi keseluruhan," ucapnya.
Greysia lantas menjelaskan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) selalu mengevaluasi setiap cabang olahraga (cabor) dan dikategorikan ke Grade A-D.
Greysia tidak mengetahui kelas cabor bulu tangkis dalam rapor IOC. Meski begitu, ia mengatakan bahwa BWF akan terus berusaha menyempurnakan dan mengembangkan bulu tangkis.
"Saya harus lihat lagi badminton ada di mana karena yang pegang itu (grade cabor) IOC, jadi itu tidak bisa dikeluarin begitu saja," ujarnya.
"Mungkin itu rahasianya mereka. Jadi, kami berharap pada ekosistem dan industri yang baik di olahraga ini agar yang juaranya tidak itu-itu saja," ucapnya.
Baca juga: Update Ranking BWF di Tengah Indonesia Open 2023: Marcus/Kevin Naik
"Yang bikin masalahnya kan itu juaranya satu negara saja. Kalau misal orangnya, itu tidak masalah," tutur peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 ini.
"Tapi kan yang menjadi masalah kalau juaranya itu yang dominan misal negara A. Jadi itu yang perlu dievaluasi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.