KOMPAS.com - Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI) meminta Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) memberi perhatian khusus terhadap beberapa hal seusai dilaksanakannya Seleksi Nasional 2022.
PBSI selaku induk bulu tangkis Indonesia mengadakan Seleknas PBSI 2022 yang termasuk dalam bagian promosi dan degradasi.
Rangkaian Seleknas PBSI 2022 itu digelar di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, 10-15 Januari 2022.
Sebanyak 16 pebulu tangkis yang menjadi juara dari masing-masing 5 sektor di kelompok taruna dan dewasa, berhak mendapatkan tiket ke pelatnas.
Selain para juara Seleknas 2022, PBSI juga akan menjaring beberapa pebulu tangkis lainnya. Tentu dengan kriteria dan menyesuaikan kebutuhan.
MPBI menyorot beberapa hal mengenai seleknas ini, terutama tentang kemurnian usia, contohnya tentang kriteria untuk menentukan atlet yang layak masuk pelatnas, jalur atau sumber turnamennya, klasifikasi/status pemain di pelatnas, jangka waktu bagi atlet bisa menghuni pelatnas, hak ekonomi atlet, fasilitas kecukupan makan dan gizi atlet dan banyak lagi.
Namun, Ketua MPBI, Kurniadi, menekankan dua hal yang harus jadi perhatian utama, yakni kemurnian usia atlet dan jalur pemilihan pemain untuk bisa promosi.
"Alhamdulillah kami tetap bersyukur untuk urusan pemberantasan pencurian umur, PBSI mengirim surat balasan kepada kami bahwa mereka memberi pesan punya semangat dan keseriusan memberantas," ujar Kurniadi kepada Kompas.com.
"Ini juga memahami keresahan masyarakat dan efek kerusakan yang diakibatkan oleh praktek-praktek terlarang tersebut dalam sistem pembinaan bulutangkis nasional."
MPBI juga mendapat informasi bahwa dalam pemanggilan pemain promosi, orang tua pemain bersangkutan juga akan dipanggil untuk melakukan verifikasi terhadap usia anak.
"Kami dipersilakan ikut hadir menyaksikan keseriusan upaya keabsahan ini," ujar Kurniadi lagi.
"Kalau ini berjalan, maka PBSI sudah menambah penjagaan pintu yg mungkin bisa dilalui oleh pemain yang berpotensi melakukan pencurian umur. Kita berharap sekali ini terlaksana agar masyarakat tahu bahwa bidang keabsahan bukanlah sekadar 'penjaga ronda malam' yang menangkap pencuri umur di saat berkeliaran."
"Sangat penting juga upaya PBSI harusnya dapat dukungan dari semua klub besar dan para legenda bulu tangkis kita agar teriakan bahwa 'kejujuran itu adalah mata uang tunggal dunia' dapat mudah terealisir di bulu tangkis Tanah Air," tuturnya lagi.
Baca juga: MPBI Gelar Audiensi dengan PBSI, Bahas soal Pencurian Umur
Sementara itu, perihal jalur pemilihan pemain promosi, MPBI melihat ada persoalan rasa keadilan.
"Sistem yang berjalan selama ini seakan kurang menghargai hasil dari turnamen yang ada," lanjut Kurniadi.
"Bisa saja hasil dari pantauan bakat Binpres, mereka yang menjadi semifinalis atau finalis di Kejurnas/Seleknas atau pemegang ranking 1 dan 2 nasional dianggap kurang layak dipromosikan dibanding atlet di luar, yang mungkin berprestasi di pertandingan lain."
"Semoga ke depannya PBSI bisa memiliki kebanggaan dan mantap menyakini hasil turnamen yang dibuatnya sendiri," tuturnya lagi.
"Mereka yang ikut Seleknas atau Kejurnas terutama finalisnya juga seperti pemegang ranking 1 dan 2 nasional (saat sudah ada turnamen resmi PBSI) harusnya mantap diyakini sebagai pemain-pemain terbaik nasional yang pantasnya secara otomatis dipromosikan dan pemantauannya pun harusnya difokuskan kepada mereka dari peserta seleknas dan pemegang ranking 10 besar nasional."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.