KOMPAS.COM - Fitriani dan Serena Kani memanfaatkan turnamen YUZU Isotonic Akmil Open 2021 sebagai momentum pembuktian diri, setelah kedua pebulu tangkis putri tersebut tak lagi menghuni pelatnas PBSI.
Mereka menilai kejuaraan yang berlangsung di GOR Djarum dan GOR Soeroto Akademi Militer magelang, Jawa Tengah ini, dapat menjadi batu pijakan untuk menuai prestasi kembali di lapangan.
Bagi Fitriani, turnamen ini menjadi panggung perdana selepas penampilan terakhirnya Thailand Masters 2020.
Baca juga: Pergantian Tempat dalam Bulu Tangkis
Tanding kembali setelah satu setengah tahun tak mengikuti turnamen apapun membuat atlet kelahiran Garut, Jawa Barat ini perlu beradaptasi kembali terhadap ritme dan atmosfer pertandingan.
"Rasanya, kayak suasana yang hilang lama terus datang lagi. Suasana tegang pasti ada. Tapi saya senang, ada kejuaraan lagi. Cuma, saya harus adaptasi lagi dengan suasana pertandingan," kata pebulutangkis putri berperingkat 41 dunia ini, dalam rilis kepada Kompas.com, Kamis (4/11/2021).
Fitriani, yang turun dengan kostum Exist Badminton Club, tak menemui kesulitan dalam menyudahi perlawanan Made Dinda Windiasari, atlet klub HJS Raharjo Surabaya yang terpaut usia lima tahun lebih muda.
Meski menang, Fitriani sempat grogi pada poin-poin awal laga. "Awal-awal mainnya kayak belum pas, saya harus membangkitkan lagi suasana pertandingan dalam diri saya," tuturnya.
Selain turun di nomor Tunggal Dewasa Putri, pada kejuaraan ini Fitriani juga bermain rangkap di kategori Ganda Dewasa Putri.
Fitriani mengakui dirinya masih menjaga asa untuk dapat kembali membela "Merah Putih" di gelanggang internasional.
Namun, ia tak menampik jika perjalanannya kembali ke Cipayung perlu dilalui setapak demi setapak.
"Saya ingin kembali ke diri sendiri dulu, melakukan yang terbaik untuk diri sendiri. Kalau ke depannya terkait pelatnas dan lain-lain, itu lihat nanti saja. Selama di luar, prestasi saya bagus, pasti ada kemungkinan buat dipanggil lagi ke sana," jelasnya.
Tak hanya Fitriani, asa untuk menghuni kembali pelatnas juga ditunjukkan oleh Serena Kani. Putri legenda bulutangkis Indonesia Denny Kantono ini menunjukkan kilaunya di Austrian Open 2021, Mei lalu.
Berpasangan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarini di sektor ganda putri, duo atlet PB Djarum ini sukses memboyong gelar juara usai mengalahkan ganda peringkat 29 dunia asal Malaysia, Anna Ching Yik Cheong/Yap Cheng Wen.
Serena lagi-lagi dipasangkan dengan Ni Ketut di nomor Ganda Dewasa Putri pada YUZU Isotonic Akmil Open 2021.
Keduanya sukses mengalahkan Brigita Marcelia Rumambi/Meirisi Cindy Sahputri tiga gim 19-21, 21-2, 21-2 dan melaju ke babak delapan besar.