KOMPAS.com - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, meminta Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) segera menyelesaikan tanggung jawab atas sanksi yang diberikan Badan Antidoping Dunia (WADA).
Indonesia mendapat sanksi dari WADA karena dianggap tak mematuhi prosedur anti doping, yakni test doping plan (TDP).
Akibat sanski ini, Indonesia tidak diperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih di single event dan multi-event internasional.
Selain itu, Indonesia, tidak diizinkan terpilih menjadi tuan rumah olahraga kelas regional, kontinental, hingga dunia selama satu tahun sejak sanksi tersebut berlaku.
Sanski WADA ini pun sudah mulai dirasakan tim Indonesia dimulai dari ajang Piala Thomas 2020.
Baca juga: Kata Jojo Usai Bawa Indonesia Juara Piala Thomas: Semua Layak Jadi Pahlawan!
Adapun tim Indonesia sukses menjuarai Piala Thomas 2020 usai memastikan kemenangan 3-0 atas China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021).
Prestasi ini membuat Indonesia menyudahi puasa gelar selama 19 tahun di Piala Thomas, sekaligus menegaskan diri sebagai raja di turnamen tersebut dengan 14 gelar juara.
Sayangnya, perayaan juara Indonesia tak sempurna menyusul bendera putih yang tak bisa berkibat di Ceres Arena akibat sanksi WADA.
Hal tersebut membuat Indonesia menggunakan bendera dengan logo PBSI saat seremoni Piala Thomas 2020.
Terkait hal ini, Raja Sapta Oktohari turut memberikan tanggapan. Perasaannya campur aduk antara senang dan sedih saat Indonesia juara Piala Thomas 2020 di tengah sanksi WADA.
"Saya sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan tim Thomas kita," kata Raja Sapta Okto dikutip dari ANTARA.
Baca juga: Indonesia Juara Piala Thomas 2020, Hendra Setiawan Kehabisan Kata-kata
"Tetapi, saya juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI."
"Bayangkan, 19 tahun Indonesia mendambakan membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air, tetapi saat juara justru bendera Merah Putih tidak bisa ditampilkan."
"Saya bersyukur Indonesia Raya masih dapat berkumandang," sambung pria yang akrab dipanggil Okto itu.
Lebih lanjut, Okto berharap LADI dapat sesegera mungkin menyelesaikan masalah ini agar Indonesia lepas dari jeratan sanksi di event-event selanjutnya.