Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatih Apresiasi Ahsan/Hendra yang Masih Tajam di Atas Usia 30 Tahun

Kompas.com - 31/01/2021, 20:50 WIB
Farahdilla Puspa,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengapresiasi penampilan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal menjadi juara BWF World Tour Finals 2020 usai ditaklukkan wakil Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin.

Ahsan/Hendra kalah dua gim langsung 17-21, 21-23, dalam pertandingan yang dihelat di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (31/1/2021).

Walaupun Ahsan/Hendra menderita kekalahan, pencapaian mereka menembus partai final mendapat apresiasi dari Herry Iman Pierngadi.

Baca juga: Daftar Pebulu Tangkis di Swiss Open 2021, Tak Ada Ahsan/Hendra dan Marcus/Kevin

Pelatih yang akrab disapa Herry IP itu memuji anak didiknya yang masih tajam meski sudah berusia di atas 30 tahun.

Adapun Mohammad Ahsan saat ini berusia 33 tahun, sedangkan Hendra Setiawan 36 tahun.

"Meski belum sempurna karena tidak menjadi juara, bisa sampai ke final saat berusia di atas 30 tahun merupakan pencapaian yang bagus untuk Ahsan/Hendra," tutur Herry dilansir dari Badminton Indonesia.

Bermain di usia yang tergolong tidak muda menjadi tantangan bagi Ahsan/Hendra.

Mereka sering berhadapan dengan pemain-pemain yang jauh lebih belia. Kondisi tersebut jelas membuat Ahsan/Hendra kesulitan, terutama dalam segi fisik dan tenaga.

Faktor itulah yang juga yang dialami Ahsan/Hendra saat melawan Lee Yang/Wang Chi-Lin di final siang hari tadi.

Baca juga: Ganda Putra Taiwan: Kami Gugup Lawan Ahsan/Hendra, Oh My God...

"Kalau melihat permainan tadi, Ahsan/Hendra kalah tenaga dan kecepatan tangan. Kalau strategi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh," kata Herry IP.

"Gim pertama mereka tidak bisa keluar dari tekanan. Memang kualitas drive-nya pemain Taiwan ini sangat keras dan cepat. Mereka mau antisipasi dan mengubah cara permainan juga tidak bisa karena wakil Taiwan menyerang terus."

"Sebenarnya lawan Taiwan dan Korea Selatan hampir sama. Hanya saja, tenaga pasangan Korea kemarin agak menurun, sedangkan ganda Taiwan ini masih konsisten."

"Jadi, memang faktor utamanya karena kalah kecepatan dan tenaga dari Lee Yang/Wang Chi-Lin," ujar Herry melanjutkan.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga mengakui bahwa Lee Yang/Wang Chi-Lin bermain sangat bagus.

Baca juga: BWF World Tour Finals, Rahasia Tai Tzu Ying untuk Gagalkan Hattrick Carolina Marin

Ahsan secara khusus menyoroti pertahanan sang rival yang benar-benar kukuh sehingga menyulitkan dirinya dan sang rekan, Hendra Setiawan.

"Alhamdulillah tetap bersyukur dengan hasil final ini. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin," kata Mohamamd Ahsan.

"Lawan bermain sangat baik dan percaya diri. Mereka bermain lebih bagus. Beda dengan Korea Selatan kemarin, pertahanan Lee Yang/Wang Chi-Lin sulit dibongkar."

"Mereka sangat bagus. Kami tidak sempat menerapkan pola permainan kami. Mereka juga tenaganya lebih besar," tutur Hendra Setiawan menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com